Metode Pengendalian Hama dan Gulma di Kebun

Metode Pengendalian Hama dan Gulma di Kebun
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemanfaatan lahan untuk membuat kebun gizi maka harus dibarengi dengan pemberian materi tentang cara mengendalikan hama. Salah satu hama yang paling sering dijumpai pada tanaman kebun adalah gulma. Gulma merupakan satu bahan mulsa dan kompos yang mudah didapat. Salah satu cara untuk memanfaatkan gulma adalah sebagai pakan ternak. Tetapi, selain untuk pakan ternak, gulma juga memiliki manfaat untuk membantu menjaga kesuburan tanah. Banyak masyarakat masih belum mengerti bagaimana cara pengendalian gulma yang benar. Untuk mengendalikan gulma ada beberapa metode alami yang bisa dilakukan diantaranya :

1. Penanaman dengan sistem tumpang sari, jenis tanaman yang bisa digunakan dalam sistem tumpang sari diataranya: ubi jalar, kentang, kacang tanah, dan labu. Tanaman tersebut ditanam dibawah tanaman besar lainnya sehingga akan menghambat pertumbuhan gulma. Teknik tumpang sari juga cocok dalam kebun buah.

2. Buatlah penghalang gulma di sepanjang sisi luar bedeng kebun. Penghalang gulma dapat berupa pagar hidup berukurn kecil untuk mencegah rumput tumbuh dengan cepat, ada beberapa tanaman yang cocok untuk dipakai sebagai pagar hidup yakni tanaman serai dan tanaman kecil lainnya. Selain membuat pagar hidup, dapat juga dilakukan dengan membuat celah bersih dari rumput di sekitar pinggiran bedeng agar rumput tidak bisa tumbuh kembali.

3. Pemulsaan kebun secara rutin, hal itu dilakukan karena mulsa dapat menahan cahaya matahari agar tidak sampai ke tanah. Cahaya dibutuhkan gulma untuk fotosintesa, ketika tidak ada cahaya otomatis pertumbuhan gulma menjadi terhambat atau mati. Untuk bibit tanaman mulsa yang dipakai memiliki kriteria mempunyai banyak benih sehingga mulsa dapat tumbuh dengan cepat.

4. Jika pada saat tanah dibalik maka benih gulma akan terangsang kembali untuk tumbuh lebih cepat. Oleh karena itu Anda jangan sering-sering membalikkan tanah nantinya gulma tidak akan tumbuh dengan cepat.

5. Dalam membajak tanah usahakan dilakukan dengan memanfaatkan hewan sebagai pengganti traktor. Hal tersebut bertujuan untuk mencabut gulma dan benihnya sekaligus memberi pupuk alami pada saat yang bersamaan.

6. Proses pencabutan gulma sebaiknya dilakukan pada saat umur gulma masih muda atau sebelum memproduksi benih. Usahakan pada saat pencabutan gulma, akar sayuran tidak ikut tercabut.
Dalam pengendalian hama haru dilakukan dengan sistem berkelanjutan bukan hanya sekedar membasmi hama. Pemberian pestisida menjadi satu solusi yang bisa Anda aplikasikan, namun dalam memilih pestisida alangkah baiknya jika memperhatikan dampak baik buruknya bagi tanaman di sekitar gulma. Pilih pestisida alami sebagai satu pilihan alternatif karena lebih ramah lingkungan dan tidak merusak tanaman di sekitar gulma.

Menciptakan gulma baru juga bisa menjadi pilihan alternatif dimana gulma yang digunakan sengaja di tanam dan dapat menyebar dengan cepat. Kita dapat memilih berbagai jenis sayuran, pakan ternak, atau legum sebagai gulma baru. Nantinya penggunaan pupuk kimiawi akan bisa ditekan dan mampu member kesan alami terhadap kesuburan tanah. Jika nantinya setiap pekebun atau petani tidak memanfaatkan nilai guna dari gulma ini maka yang dikhawatirkan akan muncul dimana tanah akan kehilangan kesuburannya sedikit demi sedikit.

Baca juga artikel pertanian: Beras Analog Berbahan Dasar Umbi

Untuk itu peran petani dan badan pertanian harus bekerja sama dalam memberikan pupuk alami terhadap tanah sehingga para petani bisa dengan jelas merawat kesuburan tanah tanpa menggunakan pestisida.

BridArtikel by Stepanus Bernadi

1 comment:

  1. Saya tertarik dengan artikel yang ada di website anda yang berjudul " Metode Pengendalian Hama dan Gulma di Kebun " .
    Saya juga mempunyai jurnal yang sejenis dan mungkin anda minati. Anda dapat mengunjungi di Indonesia by Universitas Gunadarma

    ReplyDelete

Jangan lupa, silakan tulis komentar Anda!